“Tunjukilah kami
jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat
keppadanya; bukan jalan-jalan mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.”
(Al-Fatihah: 6-7)
Manusia merupakan hamba pilihan
diantara hamba-hamba Allah SWT yang lain. Allah SWT menciptakan manusia untuk
menjadi pemimpin di muka bumi. Sehingga melebihkan manusia di atas makhluk
Allah SWT yang lain. Bisa dikatakan manusia adalah masterpiece sang Pencipta
Semesta Raya.
Sayangnya, ketika drama kosmis
berlangsung, prediksi malaikat cenderung benar. Malaikat mempertanyakan manusia,
apakah Allah SWT akan menjadikan para perusak dan penumpah darah di muka bumi.
Kita semua bisa melihat bahwasanya manusialah yang menumpahkan darah sesamanya
dan merusak di atas muka bumi. Dan tidak hanya malaikat, Allah SWT yang Maha
Tahu tentunya tahu bahwa hal ini akan terjadi.
Oleh karena itu, Allah SWT
memberikan petunjuk bagaimana cara manusia menjalankan tugasnya sebagai
“Manusia”. Petunjuk yang hanya manusia mampu mengamalkannya, yang bahkan
gunung-gunung pun tidak mampu dan ketakutan tatkala diberi petunjuk ini. Dan
Hidayah ini tidak diberikan kepada sembarang manusia, hanya hamba-hamba-Nya
yang terpilih sajalah yang berhak mendapatkan hidayah ini. Bersyukurlah manusia
atas hidayah dan rahmat-Nya.
Hidayah terbagi menjadi empat macam
tingkatan :
1) Hidayah Gharizah
Naluri menjadikan manusia bisa
bertahan hidup. Tapi hanya ‘sekedar’ bertahan hidup. Naluri mengarahkan manusia
untuk tetap makan, tetap berlindung, tetap mempertahankan diri ketika diserang.
Naluri tidak diberikan kepada manusia saja, akan tetapi kepada hewan juga.
2) Hidayah hawas (Panca Indera)
Indera merupakan hardware input
dalam manusia. Manusia tahu mana yang bisa dimakan, mana yang tidak
berdasarkan indera. Manusia bisa melihat matahari pun juga berasal dari Indera.
Indera juga diberikan kepada hewan.
3) Hidayah Akal
Akal melebihkan manusia diatas
makhluk Allah SWT yang lain. Akal menjadikan manusia hamba yang free-will, bisa
memilih jalannya sendiri. Hanya dengan akal, Ibrahim AS sadar bahwa dia harus
mencari kebenaran akan keberadaannya di muka bumi. Akan tetapi, tanpa hidayah
keempat, akal membawa pada pencarian yang tak berujung.
4) Hidayah Allah SWT
Hidayah terakhir adalah hidayah
Allah SWT. Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-Nya sendirian berjalan di atas
muka bumi. Allah SWT tahu bahwa tanpa petunjuk-Nya manusia hanya akan kembali
merusak dan saling menumpahkan darah. Allah SWT tahu bahwa tanpa petunjuk-Nya
manusia hanya akan tersesat di atas muka bumi. Maka Allah SWT memberikan
petunjuk yang lengkap beserta manusia paling sempurna-Nya Muhammad SAW, sebagai
bentuk kasih sayangnya.
Hidayah yang keempat ini begitu
mahal harganya. Umat Muhammad SAW seharusnya bersyukur mendapatkan hidayah ini.
Akan tetapi sekali lagi, tidak semua umat Islam mendapatkan hidayah-Nya. Contoh
saja, seorang hamba tahu bahwa sholat berjama’ah di masjid lebih utama
dibandingkan sholat di rumah. Toh kenyataannya, tidak semua hamba sadar
dan mau untuk melaksanakan sholat berjama’ah di masjid.
Maka sekali lagi mari bersyukur
atas nikmat hidayah Allah SWT yang tiada terkira ini.
(Evan SP - Fathanah)
0 komentar:
Posting Komentar